Rabu, 11 Maret 2015

Orientasi Medan 2015 : Unpredictable Moment

Foto bareng
sumber: kamera mas Alex

                Orientasi Medan  (Ormed) merupakan agenda tahunan Unit Kegiatan Pramuka ITS Surabaya. Dahulu, kegiatan ini bernama Lintas Medan sebelum berganti nama Orientasi medan.
           Pra Ormed diadakan sebagai persiapan menjelang Ormed berupa latihan fisik dan pendalaman materi seperti Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK), survival, Manajemen Resiko, Manajemen Perjalanan, Search And Rescue (SAR), renang, Packing, Water Rescue. IMPK merupakan materi yang harus dipahami oleh setiap peserta, menyangkut  cara membaca koordinat dipeta dengan yang ada sebenarnya di alam.

        Sudah menjadi adat bagi Racana Putra Putri Sepuluh Nopember untuk melakukan upacara pelepasan bagi peserta dan sangga kerja yang akan berangkat.



    Sehari sebelum keberangkatan diadakan karantina untuk mengecek perlengkapan peserta yang dibawa selama 5 hari perjalanan.

Suasana Repacking karena barang bawaan yang dibawa terlalu banyak,
terutama air.

Pukul 03.40 perjalanan dimulai dari kampus ITS menuju Stasiun Gubeng  menuju Stasiun Kesamben Blitar. Tidak berhenti sampai sini, perjalanan masih dilanjutkan ke daerah penduduk menggunakan Colt. Sebelum berangkat foto dulu J.

 Hari pertama,
Perjalanan menuju check poit pertama. Peserta melakukan resection dengan mengamati keadaan alam sekitar untuk menentukan posisi. Pantai Jolosutro merupakan tujuan pada sore itu. Pohon jagung dikanan kiri tidak mengurangi semangat kami. Goresan daun jagung ditambah keringat semakin perih. Awan mulai bergerak mengiringi perjalanan kami, angin yang berhembus sangat sejuk. Tas carrier yang dibawa  perlahan mulai terasa berat dan membekas dipundak. Tiba-tiba, hujan membasahi bumi. Masih berada di  bukit, kami memutuskan break  lantas buru-buru memakai jas hujan. Semakin gelap dan sempat hilang kontak. Tanah yang basah menghambat perjalan kami. Kelompok Persia sudah sampai di Pantai Jolosutro, tetapi kembali untuk berkumpul disatu tempat. Di masjid.

Hari kedua,
Karena tidak disiplin, kegiatan menjadi molor. Sebagai konsekuensi, kami harus push up dengan carrier masih dipakai.
Melewati sungai yang banyak batuan, lalu bukit jagung rimbun. Jalan makadam yang membuat kaki ngilu. Terlena dengan alam, bikin lupa diri kalau HT ketinggalan, setelah disisir ulang, tak berbekas, hilang.

Tetap melanjutkan perjalanan, meetpoint yang hampir terlihat, potong kompas adalah jalan terdekat. Samudera pasai satu-satunya kelompok yang sampai Pantai Mondangan. Yeeey J. Puas rasanya. Malam hari masih berjalan untuk keluar dari bukit menuju pemukiman warga, disambut lolongan anjing warga.


Hari Ketiga,
Berjalan mengikuti tanda jejak, hutan yang lebat dan tanah bekas hujan yang licin. Sekali dua kali adu pendapat. Perjalanan menuju gubug ditengah bukit. Siang bolong, dipaksa resection. Underpreasure.
Menyebrangi muara sungai yang pasang. Tanah berlumpur, pegangan erat dengan tongkat sakti. Melewati hutan. Sampai seberang disambut es degan. Terus berjalan menuju pesisir. Lagi-lagi ada anjing.
Api unggun yang hangat dan deburan ombak pembawa angin, saling melengkapi.



Hari keempat,
Sarapan di pinggir sungai, terasa kesejukannya. Tersesat 1 jam. Karena kebingungan cari jalan keluar. Mengisi waktu sambil bermain games “gratis seribu, seribu gratis”. Lagi-lagi melewati bukit, tetap konsentrasi karena disebelah kiri jurang menganga ditambah  tanah pijakan yang licin.

Air mulai pasang, webbing dan carbiner terpakai. Satu persatu menyebrangi sungai.
Post terakhir berada di Pantai Pasir Panjang Malang. Seperti namanya, untuk mencapai final destination diperlukan tekad dan niat yang bulat. Sebuah unpredictable moment bersama Racana Putra Putri Sepuluh Nopember. Takbir! Allahu Akbar. #Ormed2015 #SamuderaPasai


"Sebuah negara tidak akan kekurangan sosok pemimpin jika generasi mudanya sering berpetualang di hutan, gunung dan lautan" - Henry Dunant

Tidak ada komentar:

Posting Komentar