Foto bareng
sumber: kamera mas Alex
Orientasi Medan
(Ormed) merupakan agenda tahunan Unit Kegiatan Pramuka ITS Surabaya.
Dahulu, kegiatan ini bernama Lintas Medan sebelum berganti nama Orientasi
medan.
Pra Ormed diadakan sebagai persiapan menjelang Ormed berupa latihan
fisik dan pendalaman materi seperti Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD),
Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK), survival, Manajemen Resiko, Manajemen
Perjalanan, Search And Rescue (SAR), renang, Packing, Water Rescue. IMPK
merupakan materi yang harus dipahami oleh setiap peserta, menyangkut cara membaca koordinat dipeta dengan yang ada
sebenarnya di alam.
Sudah menjadi adat bagi Racana Putra Putri Sepuluh Nopember
untuk melakukan upacara pelepasan bagi peserta dan sangga kerja yang akan
berangkat.
Sehari sebelum keberangkatan diadakan karantina untuk
mengecek perlengkapan peserta yang dibawa selama 5 hari perjalanan.
Suasana Repacking karena barang bawaan yang dibawa terlalu banyak,
terutama air.
Pukul 03.40 perjalanan dimulai dari kampus ITS menuju
Stasiun Gubeng menuju Stasiun Kesamben
Blitar. Tidak berhenti sampai sini, perjalanan masih dilanjutkan ke daerah
penduduk menggunakan Colt. Sebelum berangkat foto dulu J.
Hari pertama,
Perjalanan menuju check poit pertama. Peserta melakukan
resection dengan mengamati keadaan alam sekitar untuk menentukan posisi. Pantai
Jolosutro merupakan tujuan pada sore itu. Pohon jagung dikanan kiri tidak
mengurangi semangat kami. Goresan daun jagung ditambah keringat semakin perih.
Awan mulai bergerak mengiringi perjalanan kami, angin yang berhembus sangat
sejuk. Tas carrier yang dibawa perlahan
mulai terasa berat dan membekas dipundak. Tiba-tiba, hujan membasahi bumi.
Masih berada di bukit, kami memutuskan break lantas buru-buru memakai jas hujan. Semakin
gelap dan sempat hilang kontak. Tanah yang basah menghambat perjalan kami.
Kelompok Persia sudah sampai di Pantai Jolosutro, tetapi kembali untuk
berkumpul disatu tempat. Di masjid.
Hari kedua,
Karena tidak disiplin, kegiatan menjadi molor. Sebagai
konsekuensi, kami harus push up dengan carrier masih dipakai.
Melewati sungai yang banyak batuan, lalu bukit jagung
rimbun. Jalan makadam yang membuat kaki ngilu. Terlena dengan alam, bikin lupa
diri kalau HT ketinggalan, setelah disisir ulang, tak berbekas, hilang.
Tetap melanjutkan perjalanan, meetpoint yang hampir
terlihat, potong kompas adalah jalan terdekat. Samudera pasai satu-satunya
kelompok yang sampai Pantai Mondangan. Yeeey J.
Puas rasanya. Malam hari masih berjalan untuk keluar dari bukit menuju
pemukiman warga, disambut lolongan anjing warga.
Hari Ketiga,
Berjalan mengikuti tanda jejak, hutan yang lebat dan tanah
bekas hujan yang licin. Sekali dua kali adu pendapat. Perjalanan menuju gubug
ditengah bukit. Siang bolong, dipaksa resection. Underpreasure.
Menyebrangi muara sungai yang pasang. Tanah berlumpur,
pegangan erat dengan tongkat sakti. Melewati hutan. Sampai seberang disambut es
degan. Terus berjalan menuju pesisir. Lagi-lagi ada anjing.
Api unggun yang hangat dan deburan ombak pembawa angin,
saling melengkapi.
Hari keempat,
Sarapan di pinggir sungai, terasa kesejukannya. Tersesat 1
jam. Karena kebingungan cari jalan keluar. Mengisi waktu sambil bermain games “gratis
seribu, seribu gratis”. Lagi-lagi melewati bukit, tetap konsentrasi karena
disebelah kiri jurang menganga ditambah tanah
pijakan yang licin.
Air mulai pasang, webbing dan carbiner terpakai. Satu persatu
menyebrangi sungai.
Post terakhir berada di Pantai Pasir Panjang Malang. Seperti
namanya, untuk mencapai final destination diperlukan tekad dan niat yang bulat.
Sebuah unpredictable moment bersama Racana Putra Putri Sepuluh Nopember.
Takbir! Allahu Akbar. #Ormed2015 #SamuderaPasai
"Sebuah negara tidak akan kekurangan sosok pemimpin
jika generasi mudanya sering berpetualang di hutan, gunung dan lautan" -
Henry Dunant
Tidak ada komentar:
Posting Komentar